Manalyst Herworld Magazine – July 2011

Pertanyaan:

Saya baru putus dengan seorang laki-laki setelah berhubungan kurang lebih setahun. Usianya lebih muda dan sangat posesif. Alasan saya memutuskannya adalah tidak tahan dengan sifat posesifnya itu karena selama kami jalan bersama, saya dilarang bertemu dengan teman-teman saya, yang perempuan sekalipun. Setelah putus, dia tidak menyerah untuk berusaha kembali dengan cara-cara yang cukup ekstrim seperti mengirimkan surat, menelepon ke rumah tak henti, menanyakan kabar saya lewat teman atau kerabat. Alasan yang dilontarkannya pun pada akhirnya mampu membuat saya merasa bersalah. Bagaimana cara meyakinkan dirinya bahwa saya benar-benar tidak mau kembali lagi? –

(******, Jakarta)

Jawaban :

Hi ******Secara alamiah apa yang kita tolak atau tidak sukai biasanya malah akan selalu hadir dalam kehidupan kita.
Hal ini terjadi karena saat kita menolak sebuah kejadian disitulah sebenarnya kita meletakkan fokus pikiran kita, tenaga kita dan energy kita.
Jika saya saat ini mengatakan kepada anda untuk “jangan memikirkan jerapah berwarna merah!” maka jerapah merah itu malah tampak dalam pikiran anda.
Salah satu cara menghadapi orang posesif adalah dgn tidak memberikan perhatian apapun terhadap semua yang dilakukannya. Cobalah untuk tenang, membiarkan dan mengikhlaskan perilakunya. Beri kesempatan dia untuk melampiaskan egonya tanpa anda harus memberikan energi, fokus dan waktu anda, Memang awalnya sulit untuk tidak terganggu. Tapi usahakan untuk mengalihkan pikiran dan energy anda bagi hal hal lain yg menyenangkan anda. Biarkan dia “bertinju” sendiri, karena tanpa lawan lama kelamaan dia akan lelah, kehabisan energi dan berhenti sendiri.

Semoga membantu.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *