Pertanyaan:
Perkenalkan nama saya yyyy, saat ini saya berkerja sebagai karyawan dibidang Tax Consultant.
Saya sudah beberapa kali berpacaran dan itu sudah ditahap yang cukup serius, tetapi kandas juga. Entah kenapa di dalam diri saya ini, sepertinya tidak yakin dengan pasangan saya, dan untuk dapat melanjutkan dalam hubungan yang lebih sakral, sering kali saya merasa banyak kekurangan dalam diri saya. Dan ada banyak pertanyaan “Apakah saya bisa menjalin hubungan ini dengan baik setelah menikah dengan dia”. Saya mulai menyadari keseriusan pasangan saya, ketika dia datang tiba-tiba untuk melamar saya.
Saya pernah sharing ke teman terdekat maupun orang yang tidak saya kenal, kenapa mereka gampang sekali untuk menyatakan “Ya” untuk menikah. Dan jawab mereka “karna Cinta dan mau tunggu kapan lagi untuk menikah kalo sudah ada ya sudah, mungkin itu jodoh saya”. Kebetulan salah satu teman karib saya juga telah menikah tetapi gagal (bercerai), dan itu membuat saya takut akan terjadinya perceraian, dan dalam diri saya berkomitmen untuk menikah itu hanya sekali.
Dan ada beberapa lagi yang membuat saya tidak yakin akan pasangan saya ini, yaitu apakah dia mampu dan mau menerima keluarga saya apa adanya dan mencintai keluarga saya. Saya pernah bertanya seperti itu juga, dan dia menjawab “dari awal saya cinta saya dan juga telah menerima kamu apa adanya“. Tapi didalam diri saya kembali lagi masih belum nyakin apakah dia jodoh saya, saya sudah berdoa dan puasa untuk masalah yang saya hadapai. Tetapi saya belum mendapatkan jawabannya.
Demikianlah cerita ini saya buat, saya sangat membutuhkan jalan keluar dalam permasalahan saya dalam ketidakyakinan saya akan pasangan saya, untuk menuju ke dalam sebuah pernikahan.
Atas waktu dan perhatiannya saya ucapakan banyak terima kasih.
Jawaban :
Dear Mbak yyyy,
Henry Ford pernah berkata, “apabila anda pikir bisa maka anda benar, apabila anda berpikir tidak bisa, maka anda juga benar“.
Sebenarnya kita sendiri yang menciptakan realita dalam panggung sandiwara dunia ini.
Realita ada didalam pikiran, disanalah kita membentuk dunia seindah atau seburuk yang kita pikirkan.
Sang Budha pernah berkata, “What you think, you become“.
Saat kita lebih banyak menginvestasikan pikiran dan perasaan kita pada rasa khawatir, takut dan ragu, maka peristiwa yang selaras dengan rasa di atas itulah akan datang kepada kita. Itu semua seperti sebuah serangkaian doa yang tidak kita sadari. Sungguh sayang apabila kita tetap berada dalam stage ini.
Apabila dari cerita Mbak, saya pikir pasangan anda sudah mencintai anda dan menerima keluarga anda.
Saran saya, Mulailah melihat dunia dari perspektif lain yang lebih optimis, dimulai dengan mencintai diri anda seutuhnya.
Bagaimana kita bisa memberikan cinta dan kepercayaan kepada orang lain, apabila kita sendiri memiliki keterbasan cinta dan kepercayaan pada diri kita.
Be happy, focus on what you want, jalani hidup dengan apa yang membuat Mbak bahagia saat ini.
Sukses ya….