Pertanyaan :
Aku kenal orang ini tiga tahun lalu. Di awal, karena udah ngerasa cocok akhirnya ada obrolan-obrolan tentang dilanjutin sampe level ‘nikah’. Dari orang tua kita sih oke-oke aja, cuma karena waktu itu masih kuliah jadi maunya dipending dl aja sampe lulus. Mendekati lulus, ada wacana dia mau lanjut kuliah ke luar. Dan kita putus. Pertimbangannya, dia mau fokus kuliah ditambah aku nolak buat LDR. Karena putus dengan perasaan ‘untuk kebaikan kita semua’ jadi hubungan setelah putus sebenernya masih baik-baik aja. Masih sama seperti jaman pacaran. Masih telepon, sms, dll.
Yang paling brengsek adalah….
Tiga bulan setelah putus itu, dia punya pacar baru!!
Sebel, iya. Marah, pasti.
Sejak itu, langsung lost contact.
Sudah sekitar setahun lebih lah ya sekarang.
Tiba2 aja gitu sekitar dua bulan kemarin, waktu dia balik ksini kita ngobrol2 lagi. Sesuai SOP, minta maaf trus ngebaik-baikin. Ujung2nya, ngajak balik dan nglanjutin rencana yg dulu (bc: nikah). Jujur sih sebenernya dulu emang ini yang aku mau. Dulu pengen banget ngelihat dia mohon2 buat balikan lagi. Cuma entah kenapa sekarang malah ragu (banget!!). Should I give him a try –again?
Kalau untuk sekedar jalan atau pacaran seneng-seneng doang sih mungkin masih bisa kali ya. Tapi kalau buat dijadiin calon suami, sifatnya dia yang segampang itu suka sama cewek trus jadian yang bikin ragu banget. Walaupun dia juga udah pas banget sama keinginan keluarga, tetep ngerasa ragu.
xxxx, Surabaya
Jawaban :
Semua pilihan hidup tentu ada “enak” dan ada “kurang enaknya”. Karenanya dalam menentukan pilihan kita harus benar benar sadar, sabar, tegas dan ikhlas dengan segala resikonya.
Langkah yang kita pilih saat ini menentukan setiap kejadian hidup berikutnya. Mulailah bertanya kedalam diri, Ketika anda sendiri yang memilih putus hubungan karena tidak ingin LDR, mengapa anda marah, “dendam” dan menilai bahwa mantan pacar berkarakter gampangan karena 3 (tiga) bulan kemudian mempunyai pacar baru?
Pernahkah anda berpikir mungkin kondisi dia saat itu yang jauh dari rumah dan baru putus dari anda membuat dia merasa membutuhkan seorang pacar baru?
Pernikahan tidak akan terasa indah jika sejak awal anda membawa rasa ragu dan rasa menyalahkan terhadap calon suami anda. Karena anda sendirilah yang akan menjalani pernikahan maka sebaiknya sebelumĀ menentukan pilihan, anda belajar untuk bertanggung jawab dan berani menerima resiko pilihan anda tanpa menyalahkan orang lain. Ketika anda bisa tegas dan commited dengan pilihan anda, maka anda akan siap dan tahu apakah harus menerima atau menolak menikahinya.
Semoga kebahagiaan, kesehatan dan kesejahteraan senantiasa mendampingi Mbak dalam hidup dan kehidupan.