Syahdan, jaman dahulu kala terdapat sebuah cermin di surga. Cermin ini sangat istimewa karena dapat membawa ke arah kedamaian, kebahagiaan, kebijaksanaan, cinta kasih dan keselamatan (aslama, salamu).
Suatu saat cermin ini pecah berkeping-keping dan jatuh ke Bumi, dan tersebar ke berbagai penjuru.
Setiap orang yang memegang serpihan cermin-cermin yang jatuh itu, memperoleh kesadaran dan tercerahkan (enlightened). Mereka (menjadi Master)yang tercerahkan kemudian men-share konsep kesadaran ini kepada orang-orang lain di sekitar mereka, dengan harapan akan ikut membantu meningkatkan kualitas kesadaran mereka (level of consciousness). Seiring dengan perjalanan waktu konsep-konsep kesadaran yang diajarkan para Master tersebut disampaikan terus – menerus daris atu generasi ke generasi selanjutnya oleh para pengikutnya. Ajaran konsep kesadaran mereka mulai menyebar.
Sesungguhnya setiap Master memegang serpihan cermin itu, mereka tidak memegang cermin yang utuh. Sehingga ada kemungkinan secara equal, equally right or equally wrong (walaupun sesungguhnya tidak ada yang right or wrong anyway).
Apabila konsep yang disampaikan membawa ke arah perdamaian, kebahagiaan, kebijaksanaan, cinta kasih dan keselamatan, sesungguhnya itulah arah yang hakiki.
(fibriandani)
Apabila membawa ke arah membedakan, merasa golongannya lebih baik, hanya kaum saya yang masuk surga, negative emotion terhadap golongan lain, rasanya kita perlu “membaca” lebih dalam lagi.
Selamat menggunakan cermin.
haaa … ini yang di-share kmarin malam yaaa … thanks master!!
Hehehe,
When the student’s ready the master will come.
You also a messenger for me during our last conversation.
I “read” some notes also 🙂
Thank you ….