Masih seputar “Membaca”

Bacalah… Bacalah…. Bacalah….

Membaca semua tanda-tanda yang ada di sekitar kita. Apapun yang hadir dalam hidup dan kehidupan kita adalah ayat-ayat tersembunyi yang harus kita baca dan sadari. “Ke mana pun engkau menghadap, kamu akan menemukan wajah Sang Pencipta.”

Salah satu yang dapat dibaca dari kejadian yang melibatkan orang lain adalah membaca keakuan dan duka diri dalam diri pribadi dan diri orang tersebut dalam kejadian itu. Sesungguhnya dalam diri setiap orang, terdapat pribadi hakiki, diri sejati yang terlepas dari pengaruh keakuan dan duka diri.

Pekerjaan saya selama ini yang berhubungan dengan aktifitas sales dan customer service (tanpa berusaha terlarut dalam peran), tentu saja saya sering menjumpai kejadian dimana seseorang sedang dalam pengaruh Keakuan dan Duka Diri. Tidak jarang saya menghadapi pelanggan yang marah, sarkas, terkadang hingga memaki dan mengeluarkan kata-kata kasar. Dalam menghadapi situasi demikian, kita juga seyogyanya membaca dan menyadari bahwa “Hawa nafsu/keakuan” dan “Si Duka Diri” dalam diri orang tersebutlah yang sedang berbicara, dan bukan diri sejati mereka.

Menyadari duka diri dan keakuan orang lain relatif mudah. Tugas kita selanjutnya adalah untuk menyadari keakuan dan duka diri dalam diri kita sendiri. Teringat sebuah kata-kata dari timur, bahwa terdapat perang yang lebih besar dari sebuah perang akbar (badar) adalah perang menghadapi diri sendiri. Saya juga teringat moto sebuah keluarga silat di tanah air, yaitu “Penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukan dirinya sendiri.”

“Demi masa, sesungguhnya Manusia itu merugi, kecuali yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”

Apabila kita telah dapat menyadari “keakuan” dan “duka diri” dalam diri pribadi dan orang lain, maka hal lebih lanjut yang dapat dilakukan adalah saling mengingatkan dan menasihati sesama saudara/manusia.

Sekali lagi tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah, itu semua relatif, yang ada hanya sebuah kesadaran diri untuk disadari.

Semoga kita bisa menjadi salah satu “penakluk terbesar”.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *